|
|
Selayang Pandang
Pada era otonomi daerah, pengembangan wilayah secara berhasil dan berdaya guna secara berkesinambungan tidak hanya merupakan tantangan tetapi juga peluang bagi pemerintah daerah, karena selama ini pembangunan lebih bersifat sentralistik. Dalam pemberdayaan wilayah tersebut pengalaman pembangunan masa lalu (sentralistik) dan tuntutan keadaan baik secara lokal maupun global yaitu pemberdayaan masyarakat merupakan acuan yang harus digunakan
Dalam rangka meningkatkan perannya di masyarakat, perguruan tinggi juga
harus peka terhadap lingkungannya yang, antara lain, tuntutan perubahan
paradigma pembangunan yang mendasar tersebut yaitu dengan
penyesuaian-penyesuaian yang relevan bagi program studi yang sudah ada
dan/atau mendirikan baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga akademi dengan
sikap dan mutu yang relevan dengan tuntutan zaman.
Dalam penyesuaiannya analisis mendasar terhadap
faktor eksternal
dan
kondisi
internal perguruan tinggi merupakan langkah pertama dan utama.
Faktor
eksternal yaitu isu-isu strategis, yang merupakan pengalaman masa lalu dalam
menghadapai krisis ekonomi dijadikan pola kebijakan umum dalam
pengembangan ekonomi selanjutnya. Isu-isu
tersebut, antara lain, adalah skala usaha kecil dan menengah lebih tahan
daripada yang berskala besar (konglomerat), kegiatan di sektor pertanaian
lebih tahan daripada sektor industri,
usaha pertanian dalam bentuk korporasi memberikan harapan yang
menjanjikan, terutama dalam agribisnis dan agroindustri, karena di samping
menaikkan nilai jual juga meningkatkan peluang kerja.
Di samping itu, era globalisasi, demokrasi dan pelaksanaan hak
azasi manusia (HAM) merupakan tuntutan
yang tidak dapat dihindari.
Dari isu-isu tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengembangan ekonomi Indonesia masa depan akan
ditekankan pada kegiatan sektor pertanian dengan sistem agribis dan/atau
agroindustri dengan skala usaha kecil atau menengah yang bertumpu pada
pemberdayaan masyarakat tetapi dengan mutu barang atau jasa yang memenuhi
tuntutan pasar global. Dengan
kegiatan usaha tersebut memungkinkan untuk tesebar di seluruh pelosok
daerah, yang masing-masing kondisinya berbeda sehingga dapat menghasilkan
produk yang beragam.
Dengan demikian visi
kedepannya adalah akan dibentuk masyarakat dengan ciri pedesan tetapi
bersifat moderen dalam memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi
tuntutan pasar global di sektor pertanian.
Dan visi tersebut adalah merupakan Pola Ilmiah Pokok Universitas
Jenderal Soedirman (UNSOED) yaitu pengembangan pedesaan berkelanjutan
(“sustainable rural development”).
Untuk menunjang
keberhasilan visi tersebut di atas sektor energi listrik, dengan segala
aplikasinya, merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Aplikasi listrik yang
dimaksud meliputi empat aspek yaitu perencanaan, desain, operasi dan
pemeliharaan yang oleh karenanya dibutuhkan banyak tenaga akademi teknik
kelistrikan. Nisbah kebutuhan tenaga ahli kelistrikan antara yang
profesional dan tenaga
akademi secara umum adalah 6 : 1. Untuk menunjang kegiatan bidang
kelistrikan umumnya dan agribis dan/atau agroindustri yang besifat moderen
khususnya, jika tiap kecamatan dibutuhkan minimal 2 (dua) sarjana elektro
yang mandiri dengan ciri seperti tersebut di atas, maka untuk Propinsi
Jawa Tengah saja (533 kecamatan) dibutuhkan tidak kurang dari 1000 sarjana
elektro dengan sikap dan kemampuan akademi yang relevan.
Universitas Jenderal
Soedirman (UNSOED) sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan Pola Ilmiah
Pokok pengembangan pedesaan berkelanjutan sangat relevan dengan tuntutan
zaman pada erah otonomi daerah tersebut.
Dengan mempertimbangkan
kondisi internal yang dimiliki --antara lain, prasarana dan sarana,
pengalaman dalam melaksanakan proyek-proyek kompetitif, seperti QUE,
DUE-Like, DUE Batch-- dan faktor ekternal yang ada, maka adalah saat yang
tepat untuk menggunakan peluang dan menjawab tantangan serta untuk
meningkatkan peran UNSOED dalam masyarakat untuk mendirikan dan
menyelenggarakan PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO.
Dalam memenuhi komitmen untuk memenuhi mutu sarjana yang dihasilkan --dalam sikap dan kemampuan akademinya-- telah dijalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung melalui MoU No. 017a/KS/K301/DN.4/2000 dan 138/J.23/PP/2000, dan (2) Program Kerjasama No. 017a/KS/ K.01/DN.4/2000 dan 138/J.23/PP/2000, sejak Juni 2000
|
Copyright ©
2002, Electrical Engineering of Jenderal Soedirman University, All
rights reserved
last update : 20th February 2002